Gedung PT. Pertani
Awalnya pada tahun 1828, pemerintah kolonial di Batavia mendirikan Bank
yang berfungsi mengatur jalannya perdagangan antara Hindia Belanda dengan
Kerajaan Belanda. Pada tahun 1970-an digunakan oleh perusahaan BUMN yaitu PT
Pertani.
Selain Gedung
Bakorwil, Kota Pekalongan juga memiliki bangunan bersejarah lainnya yakni Gedung
Pertani. Gedung ini biasa disebut juga dengan nama National Hundles Bank. Gedung ini dibangun oleh Belanda pada abad
ke-19 untuk mengatur keuangan dari hasil perdangangan gula antara
Hindia-Belanda dengan Kerajaan Belanda yang terpusat di Amsterdam.
Bank ini
kemudian ditutup menjelang kedatangan Jepang di Pekalongan pada Desember tahun
1941. Pada tahun 1957, gedung ini sempat dibeli oleh seorang etnis keturunan
Tionghoa namun menjadi terbengkalai karena pergolakkan perang yang belum
selesai pada masa itu.
Saat ini
Gedung sarat sejarah kota Pekalongan ini digunakan oleh salah satu perusahaan
BUMN yaitu PT. Pertani. Gedung ini dialihfungsikan sebagai kantor PT. Pertani
sejak tahun 1970. Bagunan ini menjadi salah
satu saksi bisu sejarah perjuangan bangsa
Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan juga Jepang.
Gereja Santo Petrus
Bangunan lainnya yang memiliki cerita serta sejarah di
Pekalongan adalah Gereja Santo Petrus.
Gereja yang menjadi tempat ibadah umat kristiani ini
berlokasi di sebelah jembatan loji. Bangunan ini didirikan pada tahun 1935,
kala itu peletakkan batu pertama dilakukan oleh J. Vann Rooyen MSC pada 4
Agustus 1935. Puluhan tahun bangunan ini berdiri, hingga saat ini Gereja Santo
Petrus terus digunakan sebagai rumah ibadah yang nyaman bagi pemeluk agama
Nasrani di Pekalongan.
Jembatan Loji
Salah satu yang menarik dari
Pekalongan adalahtidak hanya bangunan-bangunan kuno ataupun gedung bersejarah
yang menjadi ciri khas Kota batik tersebut. Namun ada sebuah jembatan yang melintang
di atas sungai Loji dan menjadi ikon kota Pekalongan yakni Jembatan Loji atau
Brug Lodge dalam bahasa lokal disebut Brug Loji.
Jembatan Loji menjadi salah
satu bangunan cagar budaya di Kota Pekalongan, yang dibangun pada masa
pemerintahan kolonial Belanda. Jembatan
ini merupakan urat nadi masyarakat Pekalongan sejak dulu, karena jembatan ini
berfungsi sebagai penghubung antara Pelabuhan dengan pusat kota.
Jembatan ini dibangun pada
akhir abad ke-19. Pada awalnya jembatan tersebut terbuat dari kayu namun
seiring perkembangan zaman, jembatan tersebut pun dibuat permanen dengan
pondasi yang kokoh.
GOR JATAYU
Gedung ini dahulunya digunakan sebagai tempat pemanggilan arwah kaum freemansonry. Oleh karena itu orang pekalongan menyebut Gedung ini sebagai Gedong setan. Namun pada tahun 2003 gedung tersebut diubah pemkot menjadi Gedung Olah Raga dan Kesenian.
HOTEL SIDJI
Hotel butik ini
mempertahankan keantikan rumah keluarga Hoo—generasi keempat Peranakan di
Pekalongan. Bangunan rumah yang sudah berusia lebih dari 90 tahun kini telah
dilengkapi berbagai fasilitas modern; dan dirancang sedemikian rupa untuk
melebur dengan nuansa budaya setempat.
Jembatan Loji
Salah satu yang menarik dari
Pekalongan adalahtidak hanya bangunan-bangunan kuno ataupun gedung bersejarah
yang menjadi ciri khas Kota batik tersebut. Namun ada sebuah jembatan yang melintang
di atas sungai Loji dan menjadi ikon kota Pekalongan yakni Jembatan Loji atau
Brug Lodge dalam bahasa lokal disebut Brug Loji.
Jembatan ini dibangun pada
akhir abad ke-19. Pada awalnya jembatan tersebut terbuat dari kayu namun
seiring perkembangan zaman, jembatan tersebut pun dibuat permanen dengan
pondasi yang kokoh.
KANTOR POS PEKALONGAN
Bangunan tua dari zaman belanda ini dahulunya digunakan untuk kirim surat hingga kini fungsinya tetap sama yakni mengurusi hal surat-menyurat. Yang unik dari Gedung ini adalah terdapat jam dinding yang terpampang di depan memberi kesan yang nyentrik dan kuno.
Masjid Al-Ikhlas
merupakan titik
nol jilometer dari kota pekalongan. Bangunan ini berbentuk kubus yang
memanjang.
MUSEUM BATIK
No comments:
Post a Comment